Skip to main content

Posts

Showing posts from December 24, 2017

Cerita_Bersambung AYO SEKOLAH MIKAYL Bagian Ke 4 | Oleh Riami

# Cerita_Bersambung Bagian ke_4 AYO SEKOLAH MIKAYL Penulis: Riami Riuh kelas ini sama sekali tidak mempengaruhi hati Havinda.Ia tetap murung.Beberapa hari ini ia debat dengan ayahnya. " Hai kenapa melamun" seru Rinda sambil menepuk bahu Havinda. "Aku tidak melamun Rinda, aku sedang memikirkan ayah." "Kenapa ayahmu." "Ayah mengajakmu tinggal di Belanda dan sekolah di sana." "Lalu kenapa? Kan asyiik itu," kata Rinda. "Iya, tapi aku lebih suka sekolah di sini saja di Indonesia." "Kenapa?" "Ah kamu tidak mengerti Rinda bahwa selama ini aku sedang menyimpan nama, senyum itu selalu menggoda dalam degupku. Mikayl, tapi apa bangganya merindukan kamu yang jarang hadir di kelas ini? Apa tidak lebih baik aku ikut ayah saja ya?" "Hai ngelamun lagi!" lagi-lagi suara Rinda mengagetkanku. "Ah enak aja, siapa melamun, aku sedang memikirkan bagaimana pamit sama kau dan mikayl untuk s...

Cerita_Bersambung AYO SEKOLAH MIKAYL Bagian Ke 3 | Oleh Riami

# _Cerita_bersambung Bagian Ke 3 AYO SEKOLAH MIKAYL Penulis: Riami Suasana senja sangat indah. Hujan yang tak begitu deras membawa angin rizki baru buat Mikayl. Selain membantu ibunya Zuhdi buka bengkel, ia juga menjual mantel plastik yang murah seharga sepuluh ribu rupiah ia menjualnya. Banyak yang beli. Hari ini meski gerimis mantelnya sudah laku enam buah. Semua itu dikumpulkan dari hasil ia membantu di bengkel. "Assalaamualaikum, Mikayl." "Waalaikum salam. Kai Havinda ada apa kau kemari. ?" "Aku ingin menjenguk temanku yang lama sudah tidak sekolah. Kenapa kau akan berhenti Mikayl? Bukankah kau di sini sudah bisa sambil kerja meski hasilnya belum seberapa. Ayahmu tadi ke sekolah. Lalu beliau bercerita bahwa kamu tidak mau sekolah, mau kerja saja di bengkel. Beliau tampak sedih Mikayl." "Kalau ayahku sedih kenapa ayahku mengikuti ibu tiriku ke daerah lain? Tidak tinggal bersamaku saja? Jangan percaya Havinda." "Ak...

Cerita_Bersambung AYO SEKOLAH MIKAYL Bagian_kedua | Oleh Riami

# Cerita_Bersambung_Bagian_kedua AYO SEKOLAH MIKAYL Oleh: Riami Hari Minggu segera kuselesaikan pekerjaan di rumahku. Bayangan sahabatku Mikayl yang masih labil sesalu ada di hatiku. Aku ingin menemani hari hari terpuruknya ini. Niatku ini kusampaikan pada ibuku pagi ini. "Bu setelah selesai semua cucianku dan membantu ibu mengepel lantai masih adakah yang ingin Zuhdi bantu?" "Tidak Ada Zuhdi ada apa?" "Sebelum aku membantu orang lain aku harus membantu ibu dulu, apa boleh setelah ini aku ke rumah Mikayl bu? Dia butuh teman untuk menguatkan batinnya. Aku bersyukur masih punya ibu yang sangat baik padaku. Ibunya Mikayl enam hari yang lalu sudah dipanggil Tuhan." "O itu sekali waktu ajak saja dia kemari biar dia belajar bengkel juga di sini." "Aku belum bisa jamin apakah Mikayl mengusai pelajaran bengkel yang di sekolah atau tidak dia sering tidak masuk sekolah bu." "Justru itu kau harus bantu dia memahaminya. Aja...

Cerita_Bersambung AYO SEKOLAH MIKAYL | Oleh Riami

# _Cerita_Bersambung AYO SEKOLAH MIKAYL Oleh Riami Sekolah sudah sepi. Debu tersisa di teras belakang sekolah. Seperti biasa aku menemani Mikayl curhat di belakang kelas kami. Kepulan asap rokok dari bibir Mikayl yang hitam sehitam hatinya ketika ibunya sudah pergi meninggalkan Mikayl dari dunia ini. Kegundahannya tak terlukiskan. Wajah ibunya yang ramah penuh perhatian padanya selalu terbayang dalam pelupuk matanya. Ia tak pernah membayangkan ibunya meninggal secepat ini. Penyakit jantung yang di deritanya sungguh membuat Mikayl menyesal yang sangat dalam. "Aku sangat menyesal Zuhdi kenapa aku tidak mendengarkan nasihat ibuku dulu. Sekarang aku merasa bahwa senyum ibu ketika menasihatiku ada dalam benakku. Rasanya aku sedih. Kalau ingat ibu selalu dimarahi ayah karena dianggap tidak bisa mendidikku." Kepulan asap rokoknya membumbung ke atas bersama sesalnya. "Kau tak perlu seperti itu. Kalau ingin menjadi baik mulai sekarang kamu harus masuk sekolah ...

Hatiku Terbawa Kereta Part 4 | Karya Livia Ervita

Hatiku Terbawa Kereta Livia Ervita Part 4 Perkataanku terpotong dan mataku membulat saat berpapasan dengan seseorang yang tak pernah berkunjung ke rumah Paman sebelumnya. Orang itu duduk di samping Paman. Dia adalah gadis pembawa hati Andre. "Anisa?" Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutan ini. "Kalian sudah saling kenal?" Paman Anto beranjak dari kursi yang sebelumnya ia duduki. Tubuhnya tegap tak terlihat seperti orang sakit. Wajahnya bahkan jauh lebih segar. Di ruang tamu ini pun ada banyak perbedaan tidak seperti halaman rumahnya. Buku-buku yang awalnya tersusun rapi dalam rak, sekarang menumpuk di atas meja di sudut ruangan. Boneka panda berukuran raksasa membeku pada salah satu kursi yang biasanya menjadi tempatku menghabiskan waktu. Dan yang paling berbeda adalah foto pernikahan yang tampak baru bahkan asing. "Paman menikah lagi?" tanyaku dengan sejuta pertanyaan, "dengan gadis itu?" Paman Anto tertawa meski te...

Hatiku Terbawa Kereta Part 3 | Karya: Livia Ervita

# HatikuTerbawaKereta Livia Ervita Part sebelumnya:  https://mobile.facebook.com/groups/241021756375188?view=permalink&id=299224170554946 Part 3 Aku menepuk lengan gadis itu. Saat menoleh, ia membuka earphonenya. "Bolehkah saya bertanya?" Gadis itu mengangkat alisnya, "Apa nona bernama Anisa?" "Darimana Anda tahu?" Ia membalas tanyaku. Aku tersenyum telah menemukan gadis pembawa hati. Namun seketika senyumku memudar karena menyadari sesuatu. "Nona bisa bicara?" tanyaku mencoba mencari penjelasan. Anisa gelagapan dan mengalihkan pandangannya sembari mengaitkan earphonenya kembali. Ini keanehan bisa juga sebuah kebohongan yang mendalam. Aku menepuk kembali lengannya dan bertanya tujuannya menaiki kereta, tapi tak ada jawaban. Musik yang berdentum keras menyumbat pendengarannya. Aku khawatir gadis ini juga berpura-pura tuna rungu. Tak habis akal, aku mengambil sebungkus singkong balado seperti yang pe...

Hatiku Terbawa Kereta Part 2 | Karya: Livia Ervita

# HatikuTerbawaKereta Livia Ervita Bagi yang belum tahu cerita awal, silahkan klik: https://mobile.facebook.com/notes/grup-jisa-afta/hatiku-terbawa-kereta-di-tulis-oleh-/297956984014998/ Part 2 Aku meletakkan cangkir yang kopinya masih tinggal separuh. Mata Andre terlihat sendu dan jari-jari tangannya saling meremas. Rasa ketakutan yang tak biasa ini terasa berlebihan bagiku. Baru kali ini kulihat ada seseorang yang merasa kehilangan sangat parah padahal baru pertama bertemu. "Sepertinya Anisa itu tukang hipnotis atu mungkin dukun. Mana mungkin Andre yang kukenal sampai seperti ini." ucapku menatapnya dalam-dalam. Sebelum menyahut, Andre menghembus napasnya dengan berat, "kamu kira Anisa seorang cenayang seperti di film-film itu?" Pertanyaannya diselingi dengan rasa kesal. "Ya sudah, cepat habiskan kopinya. Kamu masih ada kelas Pak Yanto, 'kan? Jangan sampai telat. Aku pulang duluan." pintaku saat kulirik asap yang sejak ...

AELLIA Part 2 - Memetik Bunga Karya : Kakashi DSensei

AELLIA Part 2 - Memetik Bunga Karya : Kakashi DSensei "Ugh.. ", keluh gadis itu dalam hati. Aku tak punya waktu untuk meladeni kakek ini. "Minggir, Kek! ", seru sang gadis. Tetapi kakek tua tak bergeming. Malah tangannya mengayunkan tongkatnya membabat ke depan. "Seetth.. ", angin tongkat menyambar perut. Tak ayal, sang gadis berbaju hitam keluarkan seruan kaget. "Ugh..! ", dengan cepat ia melompat dari atas kuda bersalto melewati kepala sang kakek. Namun gerakannya sudah terbaca. Dengan sekali jejakkan kaki sang kakek sudah meloncat dengan kedua tangan memukul ke depan. "Dug..! ", bunyi kedua tangan beradu, sang gadis pun terpental bersalto ke belakang. "Ughh..!", terdengar lagi keluhan sang gadis, saat dirinya mendarat. Bukannya tanah yang ia jejak, melainkan untaian tali berbentuk jaring yang langsung membungkus tubuhnya. "Dapat!! ", terdengar teriakan seorang laki-laki. "Mudah sekali menang...

Cerbung CINTAKU SEWANGI AROMA TERAPY Rahasia Jerry Terkuak ( 4 ) | Tea Terina

Cerbung CINTAKU SEWANGI AROMA TERAPY Rahasia Jerry Terkuak ( 4 ) Siang itu, Dira berada di antara kerumunan orang yang berdesakan di dalam lift yang akan bergerak naik ke lantai 3 kantor Colour Advertising. Pandangan Dira tak lepas dari sosok perempuan yang berjalan tergesa- gesa keluar dari ruang Jerry dengan ekspresi kecewa. Wajahnya cantik ,berpenampilan anggun mengingatkan pada penyanyi Raisa. Tetapi Dira menahan diri untuk tidak berpikir macam- macam. Pintu lift terbuka. Hari ini ia harus menemui Bu Nurjanah ,selaku wakil pimpinan untuk memberitahu bahwa model video iklan aroma terapi membatalkan kontraknya karena memenuhi panggilan shooting di Dubai. Ini memang risiko memakai model yang jam terbangnya tinggi. Meski shooting masih 25 % tetapi hal ini membuat Jerry marah. Model tersebut memberitahu Jerry via telepon tadi malam. Begitu menerima pemberitahuan itu, Jerry langsung menelpon Dira pada pukul 01.00. "Bayangkan Dira ! masa model profesiona...

Cerbung CINTAKU SEWANGI AROMA TERAPY Jerry Absen di Kantor ( 2 ) : Tea Terina

Cerbung CINTAKU SEWANGI AROMA TERAPY Jerry Absen di Kantor ( 2 ) Dira tersentak dari lamunannya. Sudah pukul 1 malam, mengapa mataku sulit dipejamkan.Ia masih merasakan genggaman tangan Jerry. Tapi saat itu tiba- tiba bayangan ibunya muncul. " Dira, di Jakarta kamu harus bisa menjaga diri.Godaan perempuan yang kost besar sekali, apalagi nanti kalau kamu sudah mengenal laki- laki!!" kata ibunya sedikit keras. " Ibu....!" kata Dira dalam hati. Tiba- tiba genggaman tangan Jerry yang cukup kuat dilepaskannya. Ia tak lagi bisa merasakan kehangatan jari- jari Jerry di tengah dinginnya malam itu. "Maaf, Kak! aku pulang dulu." kata Dira sambil cepat- cepat keluar dari pintu itu. "Tunggu saya Dira! saya antar ." kata Jerry berusaha mencegah. " Tidak,Kak! ...aku sudah ditunggu gojek di depan." kata Dira berbohong. Ia tak mempedulikan Jerry yang masih tertegun di depan ruangnya. Dan malam itu Dira harus menungggu 30 menit aga...

Cerbung CINTAKU SEWANGI AROMA TERAPY Diary Jerry ( 3 ) | Oleh: Tea Terina

Cerbung CINTAKU SEWANGI AROMA TERAPY Diary Jerry ( 3 ) Dengan posisi berdiri, Dira membiarkan kipas angin berputar membelai rambutnya yang panjang dan ikal. Mata Dira terpejam. Ia mencoba merasakan sentuhan hembusan angin di wajah dan rambutnya. Parfum di tangannya diletakkan di dekat hidungnya. Aku merasakan ketenangan Hembusan angin Aroma terapi Tak ada kesedihan Ini sentuhan Yang merasuki mimpiku Serasa... Ada sesuatu Yang kurindukan Aku rindu sepi Aku rindu nafas di dekatmu Kau dalam khayalkku Dalam mimpiku Tok...tok...tok!! Suara ketukan dari luar mengagetkan Dira dari pencarian konsepnya. Ia segera mematikan kipas angin besar. Ia mengintip lewat celah tirai yang tertutup. Seorang pria agak tua, usia sekitar 60 tahun, berjas hitam terlihat di depan pintu. Wajah yang tidak ia kenal di Colour Advertising ini. Tapi sebelum ia membuka pintu, pria itu telah berlalu. " Siapa dia? mencari Kak Jerry kah?" tanya Dira dalam hati. Lalu ia mengulan...