AYO SEKOLAH MIKAYL
Oleh: Riami
Hari Minggu segera kuselesaikan pekerjaan di rumahku. Bayangan sahabatku Mikayl yang masih labil sesalu ada di hatiku. Aku ingin menemani hari hari terpuruknya ini. Niatku ini kusampaikan pada ibuku pagi ini. "Bu setelah selesai semua cucianku dan membantu ibu mengepel lantai masih adakah yang ingin Zuhdi bantu?" "Tidak Ada Zuhdi ada apa?" "Sebelum aku membantu orang lain aku harus membantu ibu dulu, apa boleh setelah ini aku ke rumah Mikayl bu? Dia butuh teman untuk menguatkan batinnya. Aku bersyukur masih punya ibu yang sangat baik padaku. Ibunya Mikayl enam hari yang lalu sudah dipanggil Tuhan." "O itu sekali waktu ajak saja dia kemari biar dia belajar bengkel juga di sini." "Aku belum bisa jamin apakah Mikayl mengusai pelajaran bengkel yang di sekolah atau tidak dia sering tidak masuk sekolah bu."
"Justru itu kau harus bantu dia memahaminya. Ajaklah dia ke sini biar ibu ajari. Meski kita bukan lembaga sekolah ibu siap bantu Mikayl untuk belajar bengkel sepeda motor di sini." "Kutatap wajah ibuku yang selalu penuh keyakinan itu. Ibuku adalah wanita ajaib menurutku. Ia tidak hanya melahirkanku. Tapi telah memberiku segalanya. Kasih sayang, pelajaran hidup, dan juga belajar bekerja. Meski hanya lulus SMK ibu mampu memiliki bengkel sepeda motor yang cukup terkenal di desaku. Ibuku adalah wanita tangguh dalam hidup yang pernah kutemui. Sejak ayahku meninggal ibu merintis bengkel ini sendiri. Aku sering melihat bagaimana tangan ibu belepotan oly. Sekarang sudah ada pekerja yang membantu.
" Hai kenapa kau melamun, ini masakan bawakan ke temanmu itu ya. Jangan lama-lama kamu di sana. Setelah itu ajak dia kemari. Kuharap kamu bisa menariknya menjadi lebih baik." "Ah iya bu, lagian aku juga sayang sama ibu. Pasti Zuhdi segera pulang." "Bagus kau memang anak yang baik Zuhdi." "Siapa lagi teman ibu kalau bukan Zuhdi? Zuhdi pamit dulu ya bu." "Heem ...jangan lupa nasi untuk Mikayl sudah ibu bungkus."
Akupun berangkat menyusuri jalanan menuju rumah Mikayl. Jalanan sepi. Udara masih sejuk. Langit tampak biru. Dan kesegaran ini kurasakan dalam dinginnya jemariku diterpa angin.
Ria, 9 Desember 2017
Comments
Post a Comment
Silahkan tulis komentar disini