Skip to main content

Cerita_Bersambung AYO SEKOLAH MIKAYL | Oleh Riami


AYO SEKOLAH MIKAYL
Oleh Riami


Sekolah sudah sepi. Debu tersisa di teras belakang sekolah. Seperti biasa aku menemani Mikayl curhat di belakang kelas kami. Kepulan asap rokok dari bibir Mikayl yang hitam sehitam hatinya ketika ibunya sudah pergi meninggalkan Mikayl dari dunia ini. Kegundahannya tak terlukiskan. Wajah ibunya yang ramah penuh perhatian padanya selalu terbayang dalam pelupuk matanya. Ia tak pernah membayangkan ibunya meninggal secepat ini. Penyakit jantung yang di deritanya sungguh membuat Mikayl menyesal yang sangat dalam.
"Aku sangat menyesal Zuhdi kenapa aku tidak mendengarkan nasihat ibuku dulu. Sekarang aku merasa bahwa senyum ibu ketika menasihatiku ada dalam benakku. Rasanya aku sedih. Kalau ingat ibu selalu dimarahi ayah karena dianggap tidak bisa mendidikku."
Kepulan asap rokoknya membumbung ke atas bersama sesalnya. "Kau tak perlu seperti itu. Kalau ingin menjadi baik mulai sekarang kamu harus masuk sekolah lagi. Sudah 5 hari kamu tidak masuk setelah ibumu meninggal. Poinmu di sekolah sudah limit. Sekarang pihak sekolah masih maklum karena ibumu habis meninggal. Tapi kalau besuk kau ulang lagi ya terpaksa kamu harus menandatangani perjanjian terakhir itu." " Aku tidak siap Zuhdi, tidak ada ibu rasanya jiwaku rapuh. Sejak masuk di SMK ini aku selalu bikin ulah. Terakhir kasus merokok dan perkelaian di sekolah itu yang mungkin itu yang membuat ibu jatuh sakit Zuhdi." Suaranya seperti tersekat. Parau. Tersendat. Diringi suara daun tebu di kebun milik orang di belakang sekolah. "Aku ini anak durhaka Zuhdi, aku menyakiti hati ibuku, karena itu Tuhan marah dan memanggilnya." Tangisnya mulai meledak di rebahkannya tubuhnya di dadaku. Aku tidak membayangkan laki-laki sepertimu sudah kelas dua SMK jago berkelai perokok ternyata bisa menangis.
"Heem kalau kau tak mau jadi anak durhaka silakan tulis apa saja yang akan kau lakukan untuk ibumu setelah ini. Tulis di buku harian ini. Besuk aku datang lagi ke rumahmu ya." Aku pulang dengan penuh keyakinan bahwa dia nanti bisa berubah setelah ibunya tiada. Ah semoga saja.
Bagian Satu



Comments

Popular posts from this blog

Rindu Ayah | Oleh : Tea Terina

  Rindu Ayah | Oleh : Tea Terina Aku berharap kedatanganku di sekolah TK tempat Dini mengajar tidak diketahuinya. Begitu turun dari sepeda motor kulihat ibu- ibu muda bercengkrama di depan kelas. Beberapa di antaranya berusaha melihat situasi dalam kelas melalui kaca jendela. Rata- rata wanita di situ cantik dan berkelas.Tampak beberapa mobil mewah diparkir di halaman sekolah yang cukup asri.Di situ juga ada gazebo yang tampak artistik dan bersih dengan pelataran rimbunan bunga aster. Aku menuju depan kelas.Seorang ibu memandangku dengan rasa curiga saat aku mendekati kaca jendela itu. Rupanya di situ ada 2 guru yang membimbing siswa menggambar.Seorang guru berjilbab kuning kelihatan kurang ramah, suaranya terdengar keras. "Kalau mewarnai pohon,seharusnya warna hijau dan coklat untuk batangnya.Mana ada daun berdaun ungu dan batang berwarna merah!" Gadis kecil itu menunduk dan tak meneruskan gambarnya. Lalu kulihat Dini menda...

Bukan Karya Sastra

  Karya Semilir adalah bukan karya sastra. Karya ini sebenarnya bukan puisi.  Kitab Semilir adalah buku yang berisi tentang karya semilir.  Karya semilir adalah karya seni menulis dengan tinta kebebasan.  Menuangkan emosi dalam tata urut dan pemaknaan secara rinci, teliti, detail dan penuh samaran dengan gaya bahasa semilir. Kekuatan Karya Semilir 1. Tidak adanya unsur pengulangan kata dan pengulangan makna adalah salah satu kekuatan karya semilir yang tidak akan anda temui pada semua karya     seni sastra tulis didunia ini.  Bila anda membaca semilir dan memperoleh kesan pengulangan makna, sesungguhnya itu bukan pengulangan, tapi itu penekanan pemahaman. Sebab     manusia terkadang tidak memaknai isi tanpa penekanan pemahaman. 2. Kosa kata baru dan mungkin unik, mungkin pula anda sama sekali tak pernah menjumpai kata kata dalam karya semilir ini sebelumnya.  Bila anda membuka Kamus Bahasa Ind...

Novel CATATAN BODOH ( Cuplikan 2 )

Taman terlarang sesungguhnya taman paling indah. Tapi taman ini hanya boleh di masuki Putri Zain. Di taman terlarang inilah sang putri selalu menangis untuk menemukan kebebasan. Ia rapuh dan lemah di dalam taman itu tapi di luar taman ia sangat angkuh. Putri Zain tidak pernah menunjukkan raut wajah sedih. Alasan kesedihan paling dalam adalah bahwa kenyataan ia tak bisa melangkah ke luar gerbang negeri Kahlah. Ia hanya bisa bermain di luar Istana ketika Pagelaran Zirah atau ha ri Zirah. Hari Zirah adalah hari berpuisi. Tak boleh berucap bila tak mengeluarkan lafal puisi. Hari Zirah adalah hari luar biasa. Semua alumni sekolah kerajaan datang dan hadir dengan kewajiban yang sama yaitu tidak boleh berbicara tanpa berpuisi. Di saat itulah Putri Zain bebas berjalan-jalan ke Telaga Nazam, ia mencari sosok pemuda misterius yang mengganggu ruang dan segala kiblat hatinya. Kemana saja ia menghadap, bayangan pemuda tampan itu selalu hadir. "Mengapa engkau menyiksaku wahai kekasih ...