PARODI SKETSA | JISA AFTA Dibalik BEKAR dan Secangkir Kopi Selepas Sholat Subuh aku menjemput kemalasanku yang masih bersembunyi dibalik fajar. Kubangunkan ia dengan penuh suka dan duka. “hei” gumamku “apa?” kata sang malas dalam hatiku “ini sudah pagi, tak baik berbaring lagi selepas Sholat” kataku lagi padanya. “tunggulah sebentar, Jisa” kata si malas tadi dengan wajah tampan dan macho nya seolah-olah ingin aku tampar dan injak dari persembunyiannya. Aku tarik tangannya, aku gendong tubuhnya tapi tak seperti menggendong tubuh kekasihku yang telah jadi mantan, aku gendong sambil menarik kupingnya, aku juga menarik kedua kakinya “kau pemalas”. “mengapa kau begitu kasar padaku Jisa?” tanya nya lagi “aku sangat lembut padamu” kataku “lembutnya saja seperti ini, bagaimana kasarnya? aku bisa mati kau bunuh” dengan bibirnya yang tak punya rasa takut seolah-olah menganggap remeh ajakanku. Lari Pagi Tak jauh dari bu...