Cerpen
DI UJUNG TAHUN
Setahun hampir lewat, tapi Anita belum bisa melupakan peristiwa 2 bulan lalu yang membuatnya harus memutuskan tetap bertahan atau berpisah dengan suaminya yang telah menemaninya sejak 10 tahun.
"Aku butuh waktu. Bisakah aku berpisah denganmu,Mas? Sementara anak kita masih butuh perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Bisakah aku memaafkan apa yang telah kamu lakukan? Aku telah berusaha menjadi istri terbaik bagimu tapi kamu telah berubah..."
Suara hati Anita
Ia perlu waktu dengan keputusannya. Memorinya kembali kedua bulan yang lalu.
....
Anita mulai diliputi kecemasan setelah membaca isi HP suaminya yang secara tidak sengaja ia temukan di bawah bantal.
Semalam ia memang tidak tidur sekamar dengan suaminya karena menemani Aqila, anak semata wayangnya yang masih berusia 7 tahun. Semalam ia minta ditemani mengerjakan PR.
" kta ketemuan di restoran seperti biasanya ya,mas." Tulisan dengan huruf kecil semua yang ia baca di HP membuatnya cemas.
Sebenarnya ia tidak ingin membuka HP tersebut karena ia tahu suaminya pasti marah.
Teringat ia kejadian 2 minggu yang lalu saat HP suaminya berdering 3 kali tidak dijawab suaminya yang saat itu sedang mandi. Dengan suara pelan Anita menjawabnya.
"Iya hallo...," jawab Anita sambil matanya sesekali ke arah pintu kamar mandi. Ia takut suaminya mengetahuinya.
Belum sampai terdengar jawaban, suaminya keluar dari kamar mandi . Suaminya langsung merebut HP dari tangan Anita.
"Hei....sudah kubilang jangan angkat HP ku! Aku kan sudah melarangmu!!" katanya.
"Maaf Mas tadi berbunyi 3 kali dan belum ada yang menjawab.Aku khawatir itu berita dari ibu yang saat ini sedang sakit," kata Anita dengan suara pelan.
"Dengar! Kamu rupanya lupa ya bahwa HP itu sifatnya pribadi! Jika ada berita tentang ibu, pasti kuberitahu."
Tersentak ia dalam lamunannya.Isi kalimat SMS yang ia baca itu membuatnya malas melakukan aktivitas di rumah. Ia berharap suaminya tidak tahu .Memang di HP tidak terpasang foto profil ,hanya nomornya saja.
Sebetulnya ia ingin membaca chat- chat di atas tulisan itu, tapi rasa khawatir suaminya marah terus diingatnya.
"Akhir- akhir ini suamiku berubah," kata Anita dalam hati. Itu terjadi sejak 2 minggu yang lalu. Biasanya sepulang dari kantor travel,tempat suaminya bekerja, ia langsung menanyakan Aqila.Bagaimana kegiatannya di sekolah, tentang perhatian gurunya pada Aqila atau hal- hal lain tentang Aqila.
Dan seperti biasanya Anita memberikan jawaban yang membuat hati suaminya senang.
"Tadi, Aqila belajar menulis namanya sendiri.Aku lihat gurunya sudah melatih mÄ—nulis kalimat yang agak panjang."
"Yah, baguslah. Di rumah kamu ajari lagi supaya ia lebih pandai dari teman- temannya.
Suaminya selalu berharap yang terbaik untuk Aqila.
Lalu kembali Anita berpikir dan mencoba męnghubungkan kalimat SMS di HP dengan sikap suaminya akhir- akhir ini.
"Benarkah suamiku selingkuh?"
Hari- hari dijalani Anita dengan situasi hambar.
Tiga hari suaminya tidak pulang ke rumah. Ia hanya memberitahu bahwa ada pekerjaan di luar kota dan tidak tahu kapan pulangnya.
Di rumah berdua dengan anaknya tidak membuatnya kesepian karena ia memiliki bisnis online yang dilakukan di rumah.
Sejak memutuskan keluar dari pekerjaannya di salah satu bank swasta,ia merintis usaha menjual busana muslim.Saat itu suaminya sangat mendukung dan memberikan modal usaha dalam jumlah yang besar.
MeskiMeski perputaran usahanya tidak begitu menggembirakan ,tapi ia tetap optimis.
Dan lagi usaha itu dilakukannya di rumah sambil mengasuh Aqila.
Bunyi HP Anita berdering.Ada SMS masuk.
- Mbak, aku pesan gaun atma biru kode A09 ukuran L.Tapi kita ketemuan langsung saja.Nanti saya bayar
Lalu dijawab Anita
- Baik, kamu berada di Surabaya juga ?-
- Ya, besok aku tunggu di Dyas Travel jam 1 siang saat istirahat.Namaku Yana-
- Kamu bekerja di sana? -
- Aku magang di sana, rencananya besok malam aku pakai -
Sebetulnya Anita ingin bertanya lebih lanjut dalam SMS itu dan bertanya apakah mengenal Fery Dharmawan suaminya. Tapi ia mengurungkan niatnya.
Ada kejutan malam ini.Tiba- tiba Aqila berteriak saat ia hampir tertidur.Suara mobil berhenti didepan rumah.
"Ibu..ibu ayah pulang!" Teriak Aqila gembira. Anita masih tidak bersemangat bangun dari tempat tidur.
Ia sudah membayangkan sikap acuh tak acuh suaminya.
"Ayolah, Bu.Pintunya masih terkunci," kata Aqila.
Tok tok tok!!
Suara ketukan keras segera membangunkan Anita.Lalu dibukanya pintu dengan hati- hati.
Dilihatnya wajah suaminya yang tampak lelah.Bau rokok di bajunya sangat terasa.
"Alhamdulillah, sudah pulang,Mas " kata Anita sambil tersenyum.
Tapi suaminya tak mempedulikannya .Ia langsung menuju sofa tanpa melepas sepatunya dan membaringkan dirinya tidur di situ.
Dengan hati- hati Anita melepas sepatunya lalu menyelimutinya.
Sejenak dipandangnya wajah suaminya yang dulu tidak putus asa mengejarnya saat kuliah.
Meski ia tak setampan Roby yang kala itu menyukainya juga, tapi kesederhanaan dan keseriusan Fery Dharmawan telah meluluhkan hatinya.
Keesokan harinya pada siang yang cukup terik. Anita turun dari angkot sambil membawa bungkusanbungkusan pesanan baju Yana.
Sengaja ia turun agak jauh dari tempat kerja suaminya.Lalu ia menghubungi Yana agar menemuinya di sebelah Masjid Agung.
"Oke mbak, aku kesana.Aku pakai baju merah bawa tas coklat,"kata Yana.
Anita menunggu dengan sabar.Sudah 20 menit Yana belum muncul juga. Matanya sudah agak mengantuk karena cuasa yang panas.
Tiba- tiba di pelataran parkir masjid, ia melihat mobil putih milik suaminya. Lalu keluarlah seorang gadis dari mobil itu bersama suaminya.
Mereka bergandengan tangan .Sesekali tangan gadis itu merangkul suaminya.
Hati Anita berdegup keras. Dari jauh ia melihat mereka saling bercanda .Dan gadis itu ciri- cirinya seperti Yana.
Gadis itu mengangkat HP nya dan benar suaranya terhubung dengan HP Anita.
"Mbak, aku sudah di pelataran Masjid Agung.Uang sudah kubawa. Mbak ada dimana?"
Hati Anita masih berdegup keras. Ia tak bisa menerima kejadian yang baru dilihatnya.
Apa yang harus kulakukan.Ya Allah suamiku jelas selingkuh. Allah telah menunjukkan padaku.
"Hallo ..hallo..mbak..mbak kok tidak dijawab sih!"
Anita tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Bungkusan di tangannya dibiarkan terjatuh dekat kakinya
Suara gadis di telepon tetap didengarnya. Samar- samar terdengar suara :
" Sebentar Mas, nih aku masih tunggu jawaban.
Ya setelah ini ke ruang meeting.Hallo...hallo.."
Suara di HP terdengar tidak sabar.
Anita membiarkannya. Lalu dengan cepat ia menutup HPnya.Ia langkahkan kakinya masuk ke dalam masjid lalu berwudhu..
Air matanya terurai lalu terhapus dengan basuhan air wudhu. Ia berharap ada ketenangan di hatinya setelah sholat dhuhur di sini.
"Aku akan menguatkan imanku dengan mengingat QS Al Baqarah :
~ Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan ,kekurangan harta, jiwa dan buah- buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang - orang yang sabar yaitu orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata Innalilahi wa inna ilaihi rojiun
Merekalah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan mereka dan merekalah yang mendapat petunjuk ~
.....
Suara anak kecil mengagetkan Anita dari lamunannya.
"Ibu...ibu ayah datang ke sini!"
Ekspresi gembira terlihat di wajah Aqila.Di sebelahnya terlihat suaminya dengan celana jeans dan kaos polo putih tersenyum padanya sambil menggandeng Aqila.
"Mengapa sampai hampir 3 hari kamu tinggalkan aku sendiri di rumah. Beruntung aku menemukan brosur hotel ini di meja rias. Allah telah menuntunku kemari."
Genggaman tangan suaminya yang erat membuatnya luluh.
"Maafkan aku Anita.aku ingin bersamamu melihat masa depan anak kita melewati hari- harinya dengan bahagia. Aku ingin kamu bisa melupakan kejadian tahun ini dan memulainya dengan harapan yang indah di tahun 2018 besok."
Anita mengangguk.Disandarkannya kepalanya pada bahu suaminya. Air matanya menetes meski masih ada luka di hatinya. Tapi ia tetap yakin bahwa ini adalah rencana yang indah dari Allah yang merupakan jawaban dari kesedihan hatinya.
Tamat
~ Tea Terina ~ 311217
Terima kasih telah berkenan membaca cerpen ini.
ReplyDeleteTerima kasih telah berkenan membaca cerpen ini.
ReplyDelete