Nafas Cinta
Seruan nafas kita
Bagai berlari memanah malam
Secepat sepatu para panglima
Yang terpaksa menginjak kepatuhan
Disinilah kita jatuh
dari tebing tebing archa
Bayanganmu berserak
Dalam cawan penuh madu
Ragaku terbenam Keindahan tubuhmu
Nama kita tertawan Lekuk birama biola
Ketika aku menulis kitab semilir
Jiwaku bangkit menunjuk surga
Merpati menjelma menjadi anai
Dilangit gelap yang menerbitkan kelam
Aku berdiri bersandar
Tergopoh dihadapan wahyu
Tangisku adalah tangisan keridhaan
Kepada keabadian yang aku puja
Bahasaku telah kembali
Menyerupai angin matsirah
Kata-kataku mengabdi
Pada jejak kepergianmu
Tak satupun manusia yang sanggup mengurai
Surat syairku
Sebab aku tidak sedang mengulum kepedihan
Aku adalah keniscayaan impian
Para malaikat penangguh arsyi
Didadaku memendam heningnya matamu
Karena cinta..
Aku telah menghujjah tebing tebing ini
Karena cinta..
Aku menyebut jingga
Dan karena cinta..
Aku takut menulis bahsaku sendiri
Cinta adalah liang liang sempit diufuk kesunyian
Tempat seuntai nada menjelma jadi rambut suci
yang aku agungkan
~*~
Jisa Afta
Comments
Post a Comment
Silahkan tulis komentar disini