Cuplikan Novel Catatan Bodoh :
"Apakah kau melihat siapa pemuda yang baru saja melintas tadi?"
Stinza, tukang sisir Putri Zain hanya terlihat memaksa senyum nya sembari mencermati pemuda yang baru saja melintas di antara pepohonan tadi.
Stinza, tukang sisir Putri Zain hanya terlihat memaksa senyum nya sembari mencermati pemuda yang baru saja melintas di antara pepohonan tadi.
"Apa yang di cari pemuda tadi,
Hei, itu dia,,, lihat, Stinza,,,, ia berjalan diantara pohon-pohon karbala itu, kita ikuti dia sekarang"
Hei, itu dia,,, lihat, Stinza,,,, ia berjalan diantara pohon-pohon karbala itu, kita ikuti dia sekarang"
Di dalam kebun belakang Istana Kahlah itu, San Sirah terus menjauhi kamar yang di kawal dua prajurit.
Putri Zain menarik tangan Stinza, tukang sisirnya, turun melalui dua ratus lima belas anak tangga. Taman belakang yang sungguh megah itu memang termahsyur dengan keindahan bata-bata merah yang menghubungkan tiap ruangan belakang Istana Kahlah.
Dua prajurit yang melihat kejadian itu, langsung mengejar Putri Zain dan Stinza "Cepat, Stinza !! kita terlihat oleh prajurit itu, bantu aku kejar pemuda itu, kau berlarilah lebih kencang, sungguh,,, gaun ini begitu menyesakkan tubuhku untuk berlari.
Putri Zain mengikuti San Sirah yang sudah hampir menghilang diantara para pemetik apel yang berlalu lalang di kebun penuh buah-buahan itu.
San Sirah mengambil bakul seorang petani dan mencoba berbaur sambil terus berjalan lebih cepat dari sebelumnya.
Putri Zain dan Stinza mengejar San Sirah, Prajurit pengawal Putri, mengejar Putri Zain.
Pengejaran pun akhirnya sia-sia, sebab pemuda yang sangat misterius di mata Putri Zain itu, kini telah menghilang diantara sibuknya pesuruh dan petani kebun.
Malam adalah lamunan panjang bagi rasa penasaran sang pemuja catatan itu.
"Siapa pemuda tadi, lihat tulisan ini sungguh indah. Dia menyebut kata-kata Kitab Semilir yang sangat membingungkan aku, Stinza."
"Kesinilah" Putri Zain menyuruh tukang sisir yang pendiam itu untuk duduk disisinya di atas badiz, tempat melepaskan lelahnya sewaktu-waktu.
"lihat, apakah kau bisa membaca?"
"aku belum bisa membaca, Putri Agung, bukankah Putri Agung selalu menjanjikan untuk mengajari aku?" sahut Stinza.
"Tentang membaca, aku pasti akan ajari kau, tapi malam ini kau harus mendengar ini." seolah-olah memaksa agar Stinza mendengarkan apa yang ingin dibacakannya.
"aku bodoh, Putri Agung, apakah mungkin bisa memahami isi tulisan itu?" sahut Stinza, lagi.
"baik, aku akan bacakan tulisan pemuda misterius ini, setelah itu aku akan coba jelaskan. Jika aku tidak berhasil menterjemahkan arti tulisan ini, maka aku berjanji akan mencari pemuda ini sampai usia ku tua nanti. Aku takkan pernah berhenti mencari pemuda pemilik catatan ini." jawab Putri Zain.
Eitttsss tunggu, kau duduklah di badiz itu, biar aku membacakan ini sambil tegak seolah-olah di kelas drama" sambil melemparkan senyum nya yang sangat jarang terlihat oleh siapapun di istana.
dengar yah, stinza :
Perjalanan ku dari Tanzar
menggenapkan hati ku yang ganjil
setibanya aku
seolah-olah aku melihat segalanya
di dalam catatan sang peziarah
menggenapkan hati ku yang ganjil
setibanya aku
seolah-olah aku melihat segalanya
di dalam catatan sang peziarah
Ini nyata wahai waktu
ada seorang gadis bergaun indah
mata nya meneduhkan jiwaku
jiwa yang lelah menterjemahkan mimpi pertama
ada seorang gadis bergaun indah
mata nya meneduhkan jiwaku
jiwa yang lelah menterjemahkan mimpi pertama
Aku ingin membenahi kuntum berserak
jadi bunga sinur
kuberikan pada jejak kaki nya yang anggun
menaruh air suci pada cawan di atas badiz
jadi bunga sinur
kuberikan pada jejak kaki nya yang anggun
menaruh air suci pada cawan di atas badiz
Ingin ku pulang
menjauhi mereka yang angkuh
tapi disini ada buku-buku tebal tanpa debu
barisan puisinya menafkahi kehausan ku akan ilmu
menjauhi mereka yang angkuh
tapi disini ada buku-buku tebal tanpa debu
barisan puisinya menafkahi kehausan ku akan ilmu
Aku ingin mati di bukit lanta
tapi aku ingin hidup di Negeri Kahlah
sampai kitab semilir tak lagi bersua
bersama sesaknya bait khalbuku
tapi aku ingin hidup di Negeri Kahlah
sampai kitab semilir tak lagi bersua
bersama sesaknya bait khalbuku
.....
Putri Zain tak kuasa meneruskan bacaanya...
"Sungguh....
Stinza, apakah kau mendengar semua yang ku baca ini?
ini tak pernah di ajarkan di kelas puisi paling tersohor di negeri ini.....
.....
"Sungguh....
Stinza, apakah kau mendengar semua yang ku baca ini?
ini tak pernah di ajarkan di kelas puisi paling tersohor di negeri ini.....
.....
Teman-teman, share yah cuplikan CATATAN BODOH ini, inilah Karya Semilir yang akan membuat Sastra Indonesia menjadi kebanggaan kita semua.
Sampai jumpa di cuplikan selanjutnya.
Sampai jumpa di cuplikan selanjutnya.
~ * ~
Jisa Afta
Jisa Afta
Badiz... Tempat melepaskan lelah...kosa kata baru...
ReplyDeleteDiulang tiga kali dalam cuplikan novel Catatan Bodoh.
Pengen baca novel utuhnya😊
Kapan ya?
#menunggutidakasyik#
#masihgilabaca#