Cerita yang Belum Usai
Penulis : Laily Adha
Intan Puti
ISBN : 978-602-443-100-6Penerbit : Guepedia Publisher
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 180 halaman
Cuplikan Novel:
Pria gagah
berwajah muram terus menatap foto di tangannya. Lima tahun dia memilih bisu,
tuli, dan buta. Seumur hidup menanyakan kelanjutan cerita bak (bapaknya).
Ribuan
kilometer dari pria itu, wanita tua renta menatap langit Palembang yang
dipenuhi petasan kembang api, masih bingung mengenai definisi sebuah takdir.
*
Kalian pasti
pernah berpikir mengapa Tuhan seakan tidak adil. Ada seseorang yang sudah
berusaha, berdoa, bersedekah, menegakkan kejujuran malah tidak dikabulkan
keinginannya. Sedangkan orang lain yang pemalas dan selalu berbohong malah
sukses hidupnya. Hidup sebagai miliader. Apakah Tuhan benar-benar tidak adil?
*
Lihatlah
dunia ini. Apakah si pekerja keras seratus persen akan kaya? Tidak.
Apakah si
pemalas akan seratus persen sengsara dalam hidupnya? Tidak.
Apakah yang
baik pasti akan disukai oleh banyak orang? Tidak.
Apakah yang
jarang berbuat salah, maka jarang pula sulit hidupnya? Tidak.
*
“Alfa. Kau
tentunya masih ingat dongeng Bak mengenai Raja Libra yang tak memilih Elakrab,
anak yang paling menyayanginya. Itu bukan karena Raja tidak sayang, bukan juga
karena tidak percaya.
*
Dulu Bak
sungguh yakin karena kelahiranmu yang terang benderang, menyilaukan semua
orang. Itulah mengapa Bak menamaimu Alfa, simbol untuk bintang paling terang
dari setiap rasi. Bak percaya, kau adalah orang istimewa yang dikirim Tuhan
untuk Bak didik dengan cara istimewa pula.
Sekarang bak
akan menjelaskan pertanyaan keduamu. Mengapa kejujuran yang telah kau lakukan
malah tidak diterima dan dipercayai oleh orang lain.
Hasil Bedah Karya di Grup Jisa Afta
Beberapa
cuplikan naskah di novel ini sudah pernah dibedah di Grup Jisa Afta. Berikut adalah
hasil pendapat dari bedah karya tersebut.
Penggambaran tokoh dan suasana begitu detail. Membuat penasaran dari judul ke judul.
Ditambah dengan dialog-dialog Palembang yang sangat kental dan berkarakter. Sukses untuk wong kito galo.
(Aries Faindah, Ibu ketua RT)
(Aries Faindah, Ibu ketua RT)
Ketika manusia tak mampu lagi bersuara mengenai kejujuran, dongeng bak tentang rasi bintang yang menjelaskan.
(Dyah Aulia Pratiwi, Mahasiswi Universitas Sriwijaya)
(Dyah Aulia Pratiwi, Mahasiswi Universitas Sriwijaya)
Novel yang sangat menarik. Penuh dengan muatan budi pekerti yang mengupas baik dan buruknya perilaku. Dialek bahasa daerah yang dipakai juga disesuaikan dengan masa kekinian.
(Noerjanah Trisula, Pemilik Butik Muslim)
(Noerjanah Trisula, Pemilik Butik Muslim)
Kejujuran memang harus ditegakkan, meskipun pahit. Salut dengan penulisnya.
(Riami, penulis Catatan Harian Belajar di Bukit Nuris)
(Riami, penulis Catatan Harian Belajar di Bukit Nuris)
Novel yang
kaya makna. Amanat yang bagus dan mudah dipahami bagi semua kalangan.
(Aisyiah Krismonika, Purna Paskibraka)
(Aisyiah Krismonika, Purna Paskibraka)
Gemes sama kenakalan Alfa. Tapi aku salut sama Cak Min yang selalu menjaga adiknya yang nakal
itu. Kejujuran itu sangat mahal, meskipun bikin kita sakit dan menderita.
(Rita Ismawati, ibu rumah tangga)
(Rita Ismawati, ibu rumah tangga)
Untuk
mendapatkan file berupa cuplikan novel, Anda bisa menghubungi penulis di:
WA :
0895-8032-9335-1
Line :
laily.adha
Untuk
pemesanan novel, Anda bisa langsung menghubungi penulis di:
WA :
0895803293351
Email : lailyadha27@gmail.com
Line :
laily.adha
Instagram : www.instagram.com/laily.adha
Comments
Post a Comment
Silahkan tulis komentar disini